Siapa yang belum mengetahui metode metode atau sistem dalam berhidroponik? disini kami menyajikan informasi tentang sistem dalam hidroponik Insya Allah secara lengkap.
Prinsip dasar hidroponik dapat dibagi menjadi sembilan bagian, yaitu diantara nya :
A.      Hidroponik sistem substrat.
B.      Hidroponik Static solution culture (kultur air statis).
C.      Continuous-flow solution culture
D.     Aeroponics
E.      Drip system
F.      Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
G.      Run to waste
H.     Bubbleponics
Dari ke sembilan bentuk hidroponik tersebut, peminat dapat menggunakan sistem hidroponik yang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan lahan yang tersedia.
Sejak dipopulerkan 40 tahun yang lalu, hidroponik mengalami banyak perubahan. Media tanam yang digunakan banyak yang sengaja di buat khusus. Demikian juga wadah yang digunakan.
Untuk melengkapi kebutuhan sinar, tingkat kelembapan, serta kontrol pertumbuhan, dan juga tanaman hidroponik di letakkan di dalam rumah plastik (Greenhouse). Di dalam greenhouse, tingkat kelembapan dan sinar matahari bisa diatur sehingga tidak menimbulkan persoalan bagi peminat hidroponik. Untuk pembahasan pertama saya akan menjelaskan sistem hidroponik Substrat.

1. Hidroponik sistem Substrat

    Apakah yang dimaksud hidroponik sistem substrat? Hidroponik substrat adalah prinsip yang tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media  yang padat (bukan tanah) yang dialiri larutan nutrisi sehingga dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar tanaman sehingga dapat berfungsi sebagai penguat akar atau berfungsi sebagai tanah yang mengikat akar.
    • Media Tanam Substrat
Media yang dapat digunakan dalam hidroponik substrat ini antara lain Rockwool, Vermiculite, Hydrogel, Sekam bakar atau Arang sekam, Cocopeat, Expanded Clay, Spons, Perlite, Kerikil, Serbuk kayu, Batang pakis, Pumice, Kapas, Moss, Kompos, Pecahan batu bata, zeolite, dan pasir.
      • Substrat media tanam organik


Media tanam organik adalah media tanam yang terbuat dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, kulit kayu. 

Sedangkan bagian dari hewan yang biasanya digunakan untuk membuat media tanam organik, misalnya kotoran hewan, air kencing hewan.

Media tanam organik memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang di hasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Contoh media tanam yang berbahan organik,diantara nya: Arang sekam, serbuk gergaji, cocopeat, akar pakis, vermikulit, kompos, moss.
        • Kelebihan Media Tanam Organik
          1. Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi
          2. Kemampuan menyangga pH tinggi
          3. Lebih ringan 
          4. Sangat cocok bagi perkembangan perakaran 
          5. Digunakan pada tipe irigasi drip
        • Kekurangan Media Tanam Organik
          1. Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun virus penyebab penyakit tanaman
          2. Sterilitas media sulit dijamin.
          3. Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin harus diganti.
      • Substrat Media tanaman organik (Non - organik)


Media tanam anorganik adalah bahan kandungan unsur dengan bahan kandungan mineral yang tinggi yang berasaldari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Medi tanam ini sifat nya permanen dan mudah digunakan, proses pelapukan ini dilakukan secara biologi mekanik, fisik, dan kimiawi.
Contoh media tanam yang berbahan anorganik, diantaranya: Rockwool, Expanded Clay, Perlite, batu bata,  Zeolite,  Vermiculite, Spons, dan Pumice.
        • Kelebihan Media tanam Anorganik
          1. Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama.
          2. Sterilitasnya lebih terjamin 
          3. Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus.
          4. Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu lembab
        • Kekurangan Media tanam Anorganik 
          1. Kurang subur, karena miskin kandungan organik 
          2. Harus atau sering menggunakan pupuk atau nutrisi pada tanaman.
          3. Harus di campur dengan media tanam yang lain nya
          4. Media lebih berat, karena umumnya berupa batuan  

Kempuan media tanam dalam mengikat kelembapan suatu media tergantung dari partikel, bentuk, dan porositasnya. Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas permukaann jumlah pori, maka semakin pula kemampuan menahan air. Disamping harus menahan air (drainase yang baik).
Substrat juga tidak boleh mengandung toksik, beberapa contoh tanaman yang mengandung toksik.
  1. Serguk gergaji yang mengandung garam dapur (NaCl) yang tinggi. Serbuk dengan kandungan garam ini harus dicuci dalam air tawar terlebih dahulu.
  2. Media batu dan pasir yang berasal dari laut, sebaiknya jangan digunakan karena mengandung CaCO3 sangat tinggi. Bila terpaksa digunakan, media ini harus direndam terlebih dahulu dalam air tawar, larutan asam, atau direndam dalam larutan Fosfat. Perlakuan ini bersifat sementara. Nantinya problem nutrisi akan muncul kembali
  3. Cocopeat jika ingin menggunakan media ini untuk hidroponik sebaiknya rendam dan larutkan serat sabut kelapa di dalam air hangat agar warna pada serat kelapa memudar, bertujuan untuk agar warna air media tanam tidak tercampur dengan nutrisi sehingga berefek pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman

Substrat sebaik nya tidak terbuat dari bahan yang empuk karena bahan tersebut mudah menjadi rusak, stuktur dan ukuran partikel menjadi kecil sehingga gampang memadat. Kondisi ini menyebabkan aerasi akar menjadi sulit
Jika hidroponik dibuat diluar ruangan, substrat yang bertepi tajam harus di hindari karena batang yang bergerak akibat adanya angin dapat bergesekan dengan substrat. Akar tanaman pun akan menjadi luka sehingga menyebabkan masuknya parasit dalam akar. Jika terpaksa sebaiknya hanya setinggi 5 cm dari dasar pot, lalu diatasnya diberi substrat yang agak halus
Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap media tanam organik maupun anorganik mempunyai kelebihan ataupun kekurangan dari bahan bahan digunakan.
    • Sterilisasi substrat  
Apabila ditanam pada sembarang substrat untuk waktu yg lama,ada kemungkinan tanaman terserangg mikro organisme patogen yang berada dalam substrat tersebut. 

Untuk pembahasan metode yang lainnya silahkan klik Link dibawah ini ↓↓↓↓
  1. Hidroponiksistem substrat.
  2. Hidroponic static solution culture ( Hidroponik sistem statis)
  3.  Hidroponic static solution culture ( Hidroponik sistem statis) 2
  4. Continuous-flowsolution culture
  5. Continuous-flowsolution culture 2
  6. Aeroponics.
  7. Drip system.
  8. Ebband flow atauflood and drain sub-irrigation
  9. Run to waste. ( Comming soon )

Bagaimana Pendapat Anda Tentang Blog Saya ? Silahkan datang Kembali dan jangan lupa share ke yang yang lain jangan lupa Beri Komentar Anda! Terimah Kasih atas Kunjungannya !!');









Post a Comment

أحدث أقدم